Konsep, Definisi, dan Tokoh-tokoh Semiotik
Konsep dari ilmu semiotik ini diperkenalkan oleh seorang tokoh Ferdinand de Saussure. “Bagi de Saussure, bahasa terdiri atas sejumlah tanda yang terdapat dalam suatu jaringan sistem dan dapat disusun dalam sejumlah struktur. Setiap tanda dalam jaringan itu memiliki dua sisi yang tak terpisahkan seperti dua halaman pada selembar kertas”. Dalam kehidupan kita pun banyak sekali kajian tentang semiotik yang mungkin kita pun tidak menyadarinya. Seperti bahasa yang kita gunakan sehari-hari, bahasa adalah sebuah tanda yang kita ucapkan sehari-hari untuk berkomunikasi, dan masih banyak lagi tanda-tanda yang lain dalam kehidupan kita sebagai alat komunikasi. Kita adalah makhluk yang disebut Homo Socius yang berarti makhluk yang saling berinteraksi dengan makhluk sejenisnya, kita berada dalam satu kumpulan keluarga yang disebut masyarakat, dalam masyarakat tersebut mempunyai suatu alat untuk berinteraksi satu sama lain yang berupa suara yang disebut bahasa, yang berguna sebagai tanda untuk menyampaikan informasi atau keperluan lainnya.
Dalam
teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu penanda
(signifier) dan pertanda (signified). Penanda dilihat
sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya
arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam
karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara
penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan
signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang
mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan
aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk
dapat memaknai tanda tersebut. Menurut Saussure, tanda terdiri dari:
Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau
penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar,
disebut signified. Konsep penanda dan pertanda ini
sangat terkenal dikalangan para antropologi yang mempelajari masalah
simbol. Biasanya mereka menggunakan ini pada tema-tema tentang religi
dan kepercayaan yang memang mengandung banyak sekali simbol yang
mereka buat dan juga totem-totem yang mungkin pada kepercayaan kuno
sangat bisa di dapati.
Definisi
Semiotik
Dari
Alit Kumala Dewi, S.Sn, Dosen PS DKV, semiotika berasal dari kata
Yunani: semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah
ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut
menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. la mampu
menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan
Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian
berkembang pula dalam bidang seni rupa dan desain komunikasi visual.
(Tinarbuko, 2008:16) . Zoest (1993:1) berpendapat bahwa semiotika
adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan
proses yang berlaku bagi penggunaan tanda. Tanda memang tidak lepas
dari struktur kehidupan manusia, semua dalam kehidupan manusia penuh
dengan tanda-tanda yang terstruktur dan dapat disepakati sehingga
dapat dimengerti oleh manusia.
Seperti
yang ditulis dalam salah satu uraian teoritis bahwa “Semiotika
merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda. Konsep tanda ini
melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi
atau in absentia antara yang ditandai (signified)
dan yang menandai (signifier). Tanda adalah kesatuan dari
suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau
petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi
yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”.
Semiotika
adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), fungsi
tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang
berarti sesuatu yang lain. Semiotik mengkaji tanda, penggunaan tanda
dan segala sesuatu yang bertalian dengan tanda. Dengan kata lain,
perangkat pengertian semiotik (tanda, pemaknaan, denotatum dan
interpretan) dapat diterapkan pada semua bidang kehidupan asalkan ada
prasyaratnya dipenuhi, yaitu ada arti yang diberikan, ada pemaknaan
dan ada interpretasi (Cristomy dan Untung Yuwono, 2004:79).”
Model
tanda yang dikemukakan Peirce adalah trikotomis atau triadik, dan
tidak memiliki ciri-ciri struktural sama sekali (Hoed, 2002:21).
Prinsip dasarnya adalah bahwa tanda bersifat reprsentatif yaitu tanda
adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain (something that
represent ssomething else). Proses pemakna-an tanda pada Peirce
mengikuti hubungan antara tiga titik yaitu representamen (R) - Object
(O) - Interpretant (I). R adalah bagian tanda yang dapat dipersepsi
secara fisik atau mental, yang merujuk pada sesuatu yang diwakili
olehnya (O). Kemudian I adalah bagian dari proses yang menafsirkan
hubungan antara R dan O. Oleh karena itu bagi Pierce, tanda tidak
hanya representatif, tetapi juga interpretattif. Teori Peirce tentang
tanda mem-perlihatkan pemaknaan tanda seagai suatu proses kognitif
dan bukan sebuah struktur. Proses seperti itu disebut semiosis.
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa Peirce membedakan tanda
menjadi tiga yaitu indeks, ikon dan simbol.
Setelah
itu ia menafsirkan bahwa ia sudah mendekati sebuah pabrik ban mobil.
Tanda seperti itu disebut indeks, yakni hubungan antara R dan O
bersifat langsung dan terkadang kausal. Dalam pada itu apabila
seseorang melihat potret sebuah mobil, maka ia melihat sebuah R yang
membuatnya merujuk pada suatu O yakni mobil yang bersangkutan. Proses
selanjut -nya adalah menafsirkan, misalnya sebagai mobil sedan
berwarna hijau miliknya (I). Tanda seperti itu disebut ikon yakni
hubungan antara R dan O menunjukkan identitas. Jadi yang bisa
kita lihat disini adalah suatu hubungan antara hubungan R dan O yang
bersifat konvensional.
Tokoh
dalam Ilmu Semiotik
Dalam
ilmu semiotik atau ilmu tentang tanda ini ada dua tokoh yang sangat
terkenal, yaitu Ferdinand De Saussure sebagai penggagas ilmu ini dan
juga C.S Peirce yang memperkenalkan tentang teori segitiga makna atau
triangle meaning. Dua tokoh ini memang sangat dikenal dalam dunia
semiotik. Pada dasarnya banyak sekali pengemuka ilmu semiotik, tapi
yang lebih menonjol dalam ilmu semiotik ini adalah dua tokoh
tersebut.
Menurut
Berger dalam ilmu semiotika mempunyai dua tokoh yaitu Ferdinand De
Saussure (1857-1913) dan C.S Peirce (1839-1914), kedua tokoh tersebut
mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu
sama lain. Ferdinand De Saussure dari Eropa sedangkan C.S Peirce dari
Amerika Serikat. Latar belakang ilmu Ferdinand De Saussure adalah
Linguistik sedangkan C.S Peirce adalah Filsafat.
Ferdinand
De Saussure
Teori
Semiotik ini dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure (1857-1913).
Dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifier) dan pertanda (signified). Penanda
dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal melalui wujud karya
arsitektur, sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung didalam
karya arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi antara
penanda dan petanda berdasarkan konvensi, biasa disebut dengan
signifikasi. Semiotika signifikasi adalah sistem tanda yang
mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan
aturan atau konvensi tertentu. Kesepakatan sosial diperlukan untuk
dapat memaknai tanda tersebut. Menurut Saussure, tanda terdiri dari:
Bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau
penanda, dan konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar,
disebut signified. Dalam berkomunikasi, seseorang
menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain
akan menginterpretasikan tanda tersebut. Objek bagi Saussure disebut
“referent”. Hampir serupa dengan Peirce yang mengistilahkan
interpretant untuk signifieddan object untuk signifier,
bedanya Saussure memaknai “objek” sebagai referent dan
menyebutkannya sebagai unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh:
ketika orang menyebut kata “anjing” (signifier) dengan
nada mengumpat maka hal tersebut merupakan tanda kesialan
(signified). Begitulah, menurut Saussure,
“Signifierdan signified merupakan kesatuan,
tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas.”
(Sobur, 2006).
Strukturalisme
adalah sebuah metode yang telah diacu oleh banyak ahli semiotik, hal
i tu didasarkan pada model linguistik struktural de Saussure.
Strukturalis mencoba mendeskripsikan sistem tanda sebagai
bahasa-bahasa, Strauss dengan mith, kinship dan totemisme, Lacan
dengan unconcious, Barthes dan Greimas dengan grammar of
narrative. Mereka bekerja mencari struktur dalam (deep
structure) dari bentuk struktur luar (surface structure)
sebuah fenomena. Semiotik sosial kontemporer telah bergerak di luar
perhatian struktural yaitu menganalisis hubungan - hubungan internal
bagian-bagian dengan a self contained system, dan mencoba
mengembangkan penggunaan tanda dalam situasi sosial yang spesifik.
Bisa dikatakan Saussure ini adalah pengikut strukturalisme yang kuat
yang dikenalkan oleh bapak strukturalis Levis Strauss.
C.S
Peirce
Peirce
mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang
terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object,
dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk
fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan
sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu
sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul
dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan
Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan
acuan tanda ini disebut objek.Objek atau acuan tanda adalah konteks
sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk
tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari
orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna
tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang
dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis
adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu
digunakan orang saat berkomunikasi. Contoh: Saat seorang gadis
mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai
dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol
keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat
Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para
penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita muda cantik dan
menggairahkan.
Hubungan
antara ikon, indeks dan simbol bersifat konfesional. Hubungan antara
simbol, thought of referenc (pikiran atau referensi)
dan referent (acuan) dapat digambarkan melalui
bagan semiotic triangle berikut ini :
Pikiran
atau Refrensi
Semiotic Triangle
|
Berdasarkan
bagan diatas dapat dijelaskan bahwa pikiran merupakan mediasi antara
simbol dengan acuan. Atas dasar hasil pemikiran itu pula terbuahkan
referensi yaitu hasil penggambaran maupun konseptualisasi acuan
simbolik. Dengan demikian referensi merupakan gambaran hubungan
antara tanda kebahasaan berupa kata-kata maupun kalimat dengan dunia
acuan yang membuahkan satua pengertian tertentu.
No comments for "Konsep, Definisi, dan Tokoh-tokoh Semiotik"
Post a Comment