Sekilas Mengenai Buku: PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI Edisi Revisi 2009 - Prof. Dr. Koentjaraningrat


Buku panduan untuk mahasiswa antropologi yang berjudul “Pengantar Ilmu Antropologi” merupakan sebuah jembatan yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam mempelajari disiplin ilmu ini. Di dalam buku ini terdapat penjabaran mendetail disertai dengan teori-teori yang mendukung agar pembaca dapat memproyeksikan apa yang sedang dibahas dalam buku ini. Buku yang telah berulang kali dicetak terdiri dari 391 halaman dan terdapat delapan bab yang dan dilengkapi dengan karangan-karangan yang dapat digunakan untuk memperjelas. Setiap babnya dijelaskan secara bertahap sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Asas-asas dan ruang lingkup ilmu antropologi
Fase pertama terjadi sekitar sebelum abad 1800. Peran penting di fase ini adalah kedatangan orang eropa barat di Afrika, Asia dan Amerika. Adanya pengaruh besar dari orang-orang Eropa Barat terhadap perkembangan pengetahuan. Sedikit demi sedikit dapat mengumpulkan suatu pengetahuan baru yang berisi tentang deskripsi adat-istiadat, bahasa yang digunakan, ciri masing-masing suku dan lain-lain. Di dalam fase pertama ini muncul bahan pengetahuan etnografi. Dimana hal itu merupakan dasar dari ilmu antropologi. Pengetahuan etnografi hendaknya perlu dikuasai oleh para antropolog. Pengertian pengetahuan etnografi itu sendiri adalah tentang deskripsi mengenai suatu suku bangsa.

Kemuadian fase kedua, terjadi sekitar pertengahan abad ke 19. “Cara berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sanga lambat dalam satu jangka waktu bribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-tingkat yang endah , melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat – tingkat tertinggi” ( Koentjaraningrat : 1981 : Hal . 3 ).

Dari hal tersebut kita bisa menggambarkan bahwa pola pikir masyarakat di dalam fase kedua ini sudah mulai berevolusi. Penyusunan etnografinya pun sudah menggunakan pola pikir yang demikian. Dengan demikian pada fase perkembangannya yang ke–II ini ilmu Antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.“(Koentjaraningrat : 1981 : Hal. 4).

Selanjutnya fase ketiga, terjadi di awal abad ke 20. “Mempelajari bangsa di luar Eropa itu penting, karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat yang tak komplek akan menambah juga pengertian masyarakat yang kompleks (Koentjaraningrat : 1981 : Hal 4). Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa masyarakat yang kompleks itu seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu seperti apa . Ini yang perlu diketahui oleh para antropolog untuk bisa memahami masyarakat dari segala aspek. Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bangsa selain bangsa eropa barat masih ada yang dianggap belum kompleks masyarakatnya. Mempelajari bangsa lain memang penting untuk para antropolog sebagai pembanding dan pelengkap ilmu yang sudah ada.

Yang terahir adalah fase keempat. Fase ini terjadi setelah tahun 1930 .di dalam fase ini perkembangan ilmu pengetahuan mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para antropolog memang diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang baru yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru. Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya. Tujuan Akademikalnya adalah: mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayannya. Karena di dalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa, maka tujuan praktisnya adalah: mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu”. (Koentjaraningrat : 1981 : Hal 6 )

Hubungan antara ilmu antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh Koentjaraningrat, diantaranya: hubungan antara ilmu geologi dan antropologi, hubungan antara imu paleontologi dan antropologi, hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi, hubungan antara imu kesehatan masyarakat dan antropologi, hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi, hubungan antara ilmu linguistik dengan antropologi, hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi, hubungan antara ilmu sejarah dengan antropologi, hubungan antara ilmu geografi dengan antropologi, hubungan antara ilmu ekonomi dengan antropologi, hubungan antara ilmu hukum dengan antropologi, hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi, hubungan antara ilmu politik dan antropologi.

Metode ilmiah dari Antropologi
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut , untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan” (Koentjaraningrat : 1981 : Hal 41 )

Tahap-tahap yang dilakukan saat menggunakan metode yang ilmiah dalam ilmu antropologi :

  1. Pengumpulan fakta
  2. Field Notes
  3. Penentuan ciri-ciri umum dan system
  4. Verifikasi
Makhluk Manusia
Evolusi ciri-ciri biologis:
  1. Perubahan dalam proses keturunan
  2. Proses percabangan makhluk primat
Plestosen dibagi menjadi 3 yaitu: Plestosen muda, lestosen madya, plestosen tua.
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma. Suatu gen yang telah lama diturunkan dari angkatan ke angkatan bribu-ribu tahun lamanya, pada saat ge itu terbentuk karena adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya”. (Koentjaraningrat:1981: hal 68)

  1. Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Mongoloid adalah Pithecantropus Pakinensis.
  2. Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Kaukasoid adalah Homo Sapiens Cromagnon.
  3. Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Negroid adalah Homo Sapiens Asselar.
Aneka ragam manusia
Metode yang harus diperhatikan saat mengklasifikasi suatu ras adalah dapat dilihat dari cirri lahir hingga cirri-ciri morfologi pada tubuh manusia seperti warna kulit, rambut, serta ukuran tinggi badan,berat badan dan lain-lain. Pada saat sekarang, semakin berkembangnya suatu pengetahuan mucul pula konsep-konsep baru mengenai pengklasifikasian ras ini. Munculah teori klasifikasi filogenetik. Klasifikasi filogenetik ini sebagai pelengkap dari suatu pengindentifikasian suatu ras yang melihat dari cirri-ciri genotipnya yang melihat asal-usul antar ras serta percabangannya.

Kebudayaan
Menurut imu antropologi , kebudayaan dalah, yaitu:
keseluruhan sistem gagasan , tindakan , hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat : 1981 : Hal 180).

Kata kebudayaan itu sendiri diambil dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal. Kesimpulannya adalah bagian dari bud dan bagian dari akal. Pengertiannya adalah segala tindakan yang berhubungan dengan budaya maka akal dan budi ikut berperan dalam beberapa hal yang berupa cipta, rasa dan karsa.Maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa.
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban terletak pada penyebutan unsur dan bagian –bagian dari kebudayaan. “ peradaban “ juga sering dipakai untuk istilah istilah teknologi, pengetahuan,seni dan lain-lain.
Tiga Wujud Kebudayaan
  1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide , gagasan , nilai, norma , peraturan , dan sebagainya.
  2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  3. Kebudayaan sbagai benda hasil karya manusia.
Wujud yang pertama bisa dikatan sebagai wujud dari sistem kebudayaan atau Cultural system. Sedangkan wujud yang kedua adalah sebagai wujud dari Sistem sosial atau Social System. Wujud yang ketiga adalah bisa dikatakan sebagai kebudayaan fisik.

Tujuh Unsur kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat:
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem pralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
Konsep mengenai masyarakat dan kebudayaan.melalui berbagai proses seperti: internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Proses Evolusi budaya melalui :
  1. Difusi: Penyebaran budaya
  2. Akulturasi: Pencampuran budaya
  3. Asimilasi: Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur kebudayaan campuran.
  4. Inofasi: Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam , energi, teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan.
  5. Discovery: Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
Aneka ragam kebudayaan dan masyarakat
Konsep daerah kebudayaan atau culture area merupakan suatu penggabungan atau penggolongan (yang dilakukan oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam masing-masing kebudayaan yang beranekawarna mempunyai beberapa unsure dan cirri yang menyolok serta serupa. Demikian system penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya merupakan suatu system klasifikasi yang mengklaskan beranekawarna suku bangsa yang tersebar di suau daerah atau benua besar ke dalam golongan –golongan berdasarkan atas beberapa persamaan unsur dalam kebudayaannya.“ (Koentjaraningrat : 1981: hal 272)

Derah kebudayaan di Amerika Utara, diantaranya: Eskimo, Yukon Mackenzie, Pantai barat laut, Dataran tinggi, Plains, Hutan timur, Kalifornia, Barat daya, Tenggara, Meksiko. Daerah kebuayaan Amerika Latin, yaitu: Cacique, Andes, Andes selatan, Rimba Tropik, Berburu dan meramu. Daerah kebudayaan Afrika, seperti: Afrika utara, Hilir Nil, Sahara, Sudan Barat, Sudan timur, Hulu tengah Nil, Afrika tengah, Hulu selatan Nil, Tanduk Afrika, Pantai Guinea, Bantu Khatulistiwa, Bantu Danau-danau, Bantu timur, Bantu Tengah, Bantu barat daya, Bantu tenggara, Choisan, Madagaskar. Terahir, Derah kebudayaan Asia, yaitu: Asia tenggara, Asia selatan, Asia barat daya, Cina, Steppa Asia tengah, Siberia, Asia Timur laut.

Etnografi
Batas –batas dari masyarakat, bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari deskripsi etnografi. Menurut koentjaraningrat dalam buku “Introduction to Cultural Anthropology”.

  1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih.
  2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa.
  3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal dan administratif.
  4. Kesatuan masyuarakat yang batasnya dientukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.
  5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah.
  6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kestua ekologi.
  7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah yang sama.
  8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya merata tinggi.
  9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.


Achmad Migy Pratama Wicaksono
Achmad Migy Pratama Wicaksono Saya seorang amatiran yang sotoy tapi baik

No comments for "Sekilas Mengenai Buku: PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI Edisi Revisi 2009 - Prof. Dr. Koentjaraningrat"