Industri Budaya: Pencerahan Sebagai Penipuan Massa

Ketika
masyarakat sudah mulai menjauh dari kehidupan beragama yang
sebenarnya, hal-hal yang berada di sekitar mereka otomatis akan
mengalami pergeseran bahkan perubahan makna. Hal ini bisa kita lihat
dari kacaunya system budaya dalam masyarakat akibat masuknya sistem
teknologi yang semakin maju. Radio, Televisi, Majalan dan media-media
lain telah membentuk pola kehidupan masyarakat menjadi sama dan
“Bulat”.
Dalam
hal ini, bulat berarti kehidupan masyarakat sudah diatur sedemikian
rupa sehingga mempunya kesamaan dengan pola masyarakat yang lainnya,
lalu dimana letak peran sistem budaya saat ini. Tidak hanya sekedar
media, industri budaya juga mempengaruhi masyarakat melalui cara
lain, yaitu lewat properti.
Awal-awal
kemunculan alat elektronik seperti Radio dan Televisi mungkin
dianggap sebagai karya seni dari para penemunya. Namun saat ini,
pandangan tersebut mulai berubah. Radio dan Televisi adalah hasil
dari budaya industri. Kemunculannya hanya sebuah bagian dari produksi
dari beberapa perusahaan sehingga tidak jauh beda dengan yang
lainnya. Kemajuan teknologi yang tidak bisa dihindari lagi berdampak
buruk pada masyarakat. Tidak hanya meningkatkan sikap konsumerisme
dalam diri individu, dasar kemunculan teknologi adalah untuk
menguasai masyarakat sehingga menjadi kekuatan bagi mereka di dalam
bidang ekonomi.
Berubahnya
pola konsumen masyarakat yang tidak lagi memperhatikan kualitas dan
manfaat benda tersebut merupakan akibat dari adanya campur tangan
pihak-pihak yang sengaja mempengaruhi masyarakat. Contohnya adalah
ketika sebuah Novel diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Bisa
jadi pihak-pihak yang bekerja di balik layar sengaja merubah atau
mengarahkan jalannya cerita karena tujuan-tujuan tertentu. Munculnya
kejadian-kejadian semacam itu mulai menunjukkan bahwa kehidupan
masyarakat tidak ada bedanya dengan para actor maupun aktris dalam
cerita tersebut, hidup mereka sudah diatur dengan baik oleh
sutradara.
Namun
demikian, industri budaya tetaplah bisnis hiburan. Kontrol konsumen
yang dimediasi oleh hiburan, dan cengkramannya tidak akan rusak hanya
karena mendikte langsung, tetapi dengan permusuhan yang melekat dalam
prinsip hiburan, untuk sesuatu yang lebih dari itu sendiri. Sejak
kecenderungan industri budaya yang berubah menjadi darah daging dari
publik melalui proses sosial secara keseluruhan, mereka cenderung
diperkuat oleh kelangsungan hidup pasar di industri.
Hiburan
merupakan perpanjangan kerja di bawah kapitalisme. Hal ini dicari
oleh mereka yang ingin melarikan diri dari proses kerja mekanik,
Industri budaya tanpa henti menipu konsumen dari apa yang terus
menerus dijanjikan. Surat kesanggupan dikeluarkan oleh plot dan
kemasan tanpa batas berkepanjangan. Janji yang sebenarnya terdiri
dari pertunjukan, kehinaan mengisyaratkan bahwa tidak ada lagi yang
akan datang, bahwa “pengunjung restoran” harus puas dengan hanya
membaca menu.
Dalam
usia liberal, ekspansi hiburan ditopang oleh keyakinan yang tak
terputus di masa depan. Hal-hal yang akan tetap sama, namun lebih
baik. Hiburan itu sendiri menjadi ideal, dengan mengambil tempat dari
nilai-nilai yang lebih tinggi dari massa dengan mengucapkan kembali
ke mereka dalam bentuk yang lebih stereotip daripada slogan iklan
yang dibayar untuk kepentingan pribadi. Itulah kemenangna periklanan
dalam industri budaya, imitasi kompulsif oleh konsumen yang merupakan
komoditas budaya. Pada saat yang sama, mereka mengakui apa yang
dianggap palsu.
Betul sekali mas, klo boleh meminjam istilah marx dalam menjelaskan sebuah agama, mungkin industri budaya dewasa ini benar2 membuat masyarakat memiliki "kesadaran palsu"
ReplyDeleteBener sam, jika apa yang disebut marx sebagai kesadaran palsu adalah ketika kelas pekerja gagal merealisasikan kesadaran sejatinya sebagai sebuah kelas. Jika di komparasikan, Berubahnya pola konsumen masyarakat saat ini yang tidak lagi memperhatikan kualitas dan manfaat benda tersebut. Di sini nyantol sekali dengan teori kelasnya marx, karena perubahan pola tersebut ada “agen-agen” yang mempengaruhinya.
Delete