KALENDER DAN PERHITUNGAN JAWA

 


Sistem perhitungan dalam kalender Jawa memiliki dua jenis perhitungan, yaitu Aboge dan Asapon. Aboge merupakan kependekan dari Rabo Wage sedangkan Asapon merupakan keoendekan dari Selasa Pon. Jika perhitungan kalender dilihat berdasarkan pergerakan tata surya, kalender dapat dihitung dengan dua cara yakni berdasarakan (1) Surya Sengkala dan (2) Chandra Sengkala. Perhitungan menggunakan Surya Sengkala didasarkan pada perputaran Bumi terhadap matahari (Revolusi Bumi), pada dasarnya Surya Sengkala menjadikan matahari sebagai acuannya. Sedangkan perhitungan Chandra Sengkala menggunakan Bulan sebagai acuannya, yakni didasarkan pada perputaran Bulan terhadap Bumi (Revolusi Bulan). Pada perhitungan Surya Sengkala biasanya digunakan untuk menghitung kalender Jawa, sedangkan perhitungan Chandra Sengkala digunakan untuk menghitung kalender Hijriah.

Dalam satu putaran kalender Jawa terdapat 8 tahun atau 1 Windu. Setiap tahunnya memiliki nama-nama sendiri, yaitu Alif, Ha, Jim Awal, Za', Dal, Ba', Wau, dan tahun Jim Akhir. Disetiap awal perputaran tahunnya akan dimulai dihari Rabu Wage jika menggunakan perhitungan Aboge. Nama-nama bulan dalam perhitungan Kalender Jawa diadopsi dari namanama Kalender Hijriyah (Geertz, 2013: 103). Misalkan saja Tahun Islam memiliki 354 Hari dalam setahunnya dan dibagi kedalam 12 bulan menurut perjalanan bulan (Chandra Sengkala). Didalamnya tertera Nama Jawa yang Populer sedangkan untuk nama Arab dan Masehi mengikuti (atau sebagai tambahan saja); Sura (Muharram), Sapar (Safar), Mulud (Rabi’ul Awal), Bakdamulud (Rabi’ul Akhir), Jumadilawal (Jumadil Awal), Jumadilakir (Jumadil Akhir), Rejeb (Rajab), Ruwah (Sya’ban), Pasa (Ramadhan), Sawal (Syawal), Sela (Dzulka’idah), Besar (Dzulhijah). Jadi pada dasarnya nama-nama bulan dalam kalender Jawa diadopsi dari nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah. Dalam kalender tersebut juga menggunakan nama-nama hari dengan istilah Jawa, seperti Minggu (Radite), Senin (Soma), Selasa (Anggara), Rabu (Budha), Kamis (Respati), Jum’at (Sukra), Sabtu (Tumpak).

Selain sistem Aboge dan Asapon, dalam penanggalan Jawa juga ada istilah Petung dan Pranata Mangsa. Petung sendiri adalah ilmu menghitung secara tradisional untuk mengetahui hari baik dan hari buruk serta tanggal dan bulannya untuk melakukan kegiatan tertentu bagi orang Jawa. Misalkan saja ingin mendirikan rumah dan ingin melaksanakan pernikahan juga ada perhitungan hari baik dan hari buruknya.

Setiap bulan, neptu dan hari pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing) memiliki angka-angka sendiri (istilahnya: Nogo Dino). Selain petung Jawa, kami juga memasukkan unsur Pranata Mangsa kedalam Kalender Jawa yang kami buat.Pranata Mangsa masuk kedalam ilmu niteni (ilmu menandai). Didalam Pranata Mangsa terdapat 12 Mangsa (Bulan); Mangsa Kaso (Bulan Pertama), Mangsa Karo (Bulan Kedua), Mangsa Katelu (Bulan Ketiga), Mangsa Kapat (Bulan Keempat), Mangsa Kalimo (Bulan Kelima), Mangsa Kanem (Bulan Keenam), Mangsa Kapitu (Bulan Ketuju), Mangsa Kawolu (Bulan Kedelapan), Mangsa Kasango (Bulan Kesembilan), Mangsa Kasadasa (Bulan Kesepuluh), Mangsa Desta (Bulan Kesebelas), Mangsa Saddha (Bulan Keduabelas).

Setiap Mangsa memiliki perlambangan dan peramalan masing tentang kehidupan, sifat dan watak serta kehidupan pekerjaan masing-masing orang. Didalam Pranata juga terdapat perhitungan tentang karakter manusia, watak, sifat dan pekerjaan yang cocok untuk kehidupannya kelak. Perlambang tersebut digambarkan melalui Tokoh Pewayangan misalkan Mangsa Katelu memiliki perlambang wayang Batara Kamajaya dan Batara Kamaratih sebagai symbol pasangan kekasih. Tentu saja perhitungan tentang watak dan karakter manusia tersebut tidak selalu sama. Perlambang tersebut menurut kami digunakan untuk mengarahkan manusia agar terus berusaha memperbanyak sifat kebaikan didalam dirinya sehingga diharapkan sifat manusia bisa menyerupai sifat kebaikan Tokoh Pewayangan yang dilambangkan.

Achmad Migy Pratama Wicaksono
Achmad Migy Pratama Wicaksono Saya seorang amatiran yang sotoy tapi baik

No comments for "KALENDER DAN PERHITUNGAN JAWA"