Perbedaan Lingkungan dan Implikasinya Terhadap Masyarakat dalam Film Jungle People Of The Trees dan Deserts – Life in the Furnace





Dalam kedua film ini “Jungle People Of The Trees dan Deserts – Life in the Furnace” diperlihatkan dua linkungan yang berbeda, juga iklim yang berbeda pula. Dalam film Jungle People Of The Trees di perlihatkan lingkungan hutan yang dipenuhi berbagai SDA (Sumber Daya Alam) yang sangat melimpah, seperti hewan, tumbuhan dan yang lain sebagainya. Disana dapat kita lihat bagaimana orang di dalam hutan harus bisa survive menghdapi kerasnya alam hutan. Usaha untuk survive itu pun membentuk karakter dan kebudayaan masyarakatnya dan semua itu adalah implikasi dari keadaan alam sekitar yang membentuk.

Penggambaran masyarakat dalam film tersebut masih dapat dikatakan “primitive” dengan alat yang sederhana dan kehidupan yang bergantung pada alam sekitar. Disana diperlihatkan bagaimana binatang dan masyarakat bukan hanya hewan selalu diburu dan manusia selalu memburu. Tapi, ada kerekatan antara hewan dan manusia seperti diperlihatkan ada salah satu adegan dimana Awa Guajá dalam film Jungle People Of The Trees, dia adalah orang-orang dari Timur Amazon menyusui monyet dan dipelihara. Lain halnya di di Brasil, mereka berburu monyet dengan Matis dengan menggunakan senjata yang berbentuk tongkat dengan lubang di tengahnya, senjata ini berisi amunisi yang berbentuk seperti anak panah yang ujungnya diberi semacam racun, penggunaannya yaitu amnuisi tersebut dimasukkan dan ditiup kea rah sasarannya. Didalam hutan Venezuela di gambarkan bagaimana tarantula duburu, dipanggang, dan disantap sebagai konsumsi mereka. Setelah itu penggambaran masyarakat di Papua Nugini. Bagaimana masyarakat disana berburu burung yang dinamakan burung surge dengan bulu yang sangat indah untuk dibuat sebagai kostum dalam acara yang mana terlihat mereka sedang menyanyi dan menari dengan kostum yang mereka buat. Banyak sekali penggambaran masyarakat yang mereka masih bergantung pada alam “hutan” sehingga menggambarkan bahwa alam itu adalah surga bagi mereka, seperti mengumpulkan madu dengan bayaka di hutan Kongo, mengangkut kayu menggunakan gajah asia di Assam India, Penggambaran masyarakat terasing di Brasil, bangunan 35 meter tinggi dengan Korowai di Papua Barat Indonesia “rumah pohon”.

Penggambaran film yang kedua adalah setting lingkungannya di padang pasir. Mereka bertahan hidup dengan cara mereka sendiri agar bisa survive di tempat tersebut. Dapat kita lihat berbagai masyarakat yang hidup di padang pasir dalam film Deserts – Life in the Furnace. Diantaranya melintasi badai padang pasir dengan menernak sapi di Mali, memancing di danau Antogo yang setelah dipancingi akan menyusut karena airnya menguap, wanita Tubu yang melintasi gurun Sahara dengan unta di Niger, menggembala unta di gurun Gobi dan lain sebagainya. Kehidupan disini sangat kering, hujan hanya terjadi sekali dalam setahun, mereka sangat menghargai setetes air dalam kesehariannya, sehingga mereka dapat survivedalam lingkungan seperti itu dengan berbagai cara.

Semua ini memperlihatkan bagaimana implikasi alam terhadap masyarakat, manusia dan budayanya dibentuk oleh lingkungan yang ditempati dengan cara hidup yang sesuai dengan lingkungannya, sehingga masyarakat tersebut bisa menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan alam yang beragam. Ketika alam mulai berubah maka manusia itu akan mencari jalan keluar agar bisa bertahan dan mengembangkan populasinya di alam ersebut. Alam atau lingkungan yang ditempati memang menetukan perubahan manusia dari segi fisik maupun non fisik (kebudayaan) dari manusia.


Achmad Migy Pratama Wicaksono
Achmad Migy Pratama Wicaksono Saya seorang amatiran yang sotoy tapi baik

No comments for "Perbedaan Lingkungan dan Implikasinya Terhadap Masyarakat dalam Film Jungle People Of The Trees dan Deserts – Life in the Furnace"